468x60

Pembelajaran yang menyenangkan

Jumat, 01 April 2011
A.Pembelajaran yang menyenangkan
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.

Pembelajaran yang menyenangkan artinya, suasana menyenangkan itu seharusnya sudah dibangkitkan sejak awal pembelajaran. Dave Meier, dalam bukunya yang berjudul The Accelerated Learning Handbook menuliskan; “Menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti membuat suasana ribut atau hura-hura. Ini tidak ada hubungan dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal.

Kegembiraan disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan dalam diri siswa.” Bahkan pada kalimat berikutnya Meier menegaskan bahwa penciptaan kegembiraan jauh lebih penting daripada segala teknik metode maupun media yang digunakan.

Mengapa pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan Voss (2000) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan dengan dunia mereka dan bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam belajar.

B.Komponen Pembelajaran yang menyenangkan

Dari pendapat Meier tersebut kita temukan beberapa komponen pembangun suasana yang menyenangkan. Komponen-komponen tersebut adalah
1. Bangkitnya minat. Seperti kita ketahui, minat adalah sesuatu yang berhubungan dengan kehendak atau keinginan hati. Minat juga sering dipadankan dengan gairah atau keinginan yang kuat. Sekarang cobalah hubungkan antara ‘bangkitnya minat’ ini dengan ‘kegembiraan’. Jika sejak awal dalam diri siswa telah bangkit minat atau gairah untuk mempelajari sesuatu, niscaya kegiatan belajar tersebut akan menyenangkan bagi siswa tersebut. Jadi hubungan antara minat atau gairah dengan menyenangkan sangat erat dan saling mempengaruhi. Jika minat belajar telah tumbuh, maka pembelajaran akan menjadi menimbulkan gairah dan suasananya akan semakin menyenangkan. Suasana menyenangkan yang terpelihara sepanjang proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap gairah belajar selama pembelajaran berlangsung.
2. Adanya keterlibatan penuh. Komponen ini dependen terhadap komponen pertama. Maksudnya, seorang siswa tidak mungkin akan terlibat secara sepenuh hati dalam pembelajaran jika didalam diri siswa tidak ada gairah atau minat yang kuat untuk mengikuti pelajaran. Dengan demikian harus ditumbuhkan hubungan yang kuat antara yang akan belajar dengan apa yang akan dipelajari. Agar siswa bergairah dan terlibat secara penuh dalam pembelajaran, guru sangat perlu menyampaikan tujuan pembelajaran dengan rinci dan jelas pada awal pembelajaran. Sampaikan pada para siswa bahwa apa yang akan dipelajari adalah sesuatu yang sangat penting, mudah dan akan dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Penyampaian tujuan, penjelasan apa-apa yang akan dilakukan dalam mempelajari materi sangat perlu disampaikan pada para siswa agar secara psikologis siswa mempersiapkan mentalnya.
3. Terciptanya makna. Pengertian makna disini bukan dalam konteks umum yang sering dipadankan dengan kata ‘arti’. Makna tidak mudah untuk didefinisikan karena berkaitan erat dengan masing-masing pribadi dan kadang-kadang muncul sangat kuat dalam konteks yang personal. Dalam konteks pembelajaran PAKEM, kata ‘makna’ lebih dekat dengan pengertian ‘kesan’. Maksudnya, bahwa pembelajaran yang bermakna itu adalah pembelajaran yang dapat menghadirkan sesuatu yang mengesankan. Dengan kata lain kita dapat mengatakan bahwa pembelajaran yang tidak mampu meberikan kesan yang mendalam tidak mungkin akan bermakna. Untuk menhadirkan makna, pembelajaran harus mengesankan. Selanjutnya, agar pembelajaran dapat mengesankan maka pembelajaran itu harus dalam suasana yang menyenangkan. Karena ‘makna’ sering kali muncul dalam konteks yang sangat personal, maka guru harus benar-benar mengerti dan menghargai perbedaan individu setiap siswa-siswanya.
4. Pemahaman atau penguasaan materi. Ketika minat atau gairah belajar siswa tumbuh, kemudian ia terlibat secara penuh dalam mempelajari materi-materi pelajaran, dan selanjutnya ia terkesan dengan apa yang dipelajari, maka pemahaman atas apa yang dipelajari akan tertanam kuat. Penguasaan materi akan tertanam sangat kuat apabila siswa berminat, terlibat dan terkesan. Dengan melihat hubungan komponen pertama, kedua dan ketiga yang kemudian melahirkan komponen keempat, menurut saya sudah mampu menjawab keragu-raguan kita atas hasil belajar dalam pembelajaran pakem. Hubungan keempat komponen tersebut menjadi sangat logis dan meyakinkan.
5. Nilai yang membahagiakan. Membahagiakan artinya membuat hati merasa tenteram. Hati yang tenteram adalah yang bebas dari rasa takut, rasa tertekan dan jauh dari perasaan terancam. Berkaitan dengan belajar, bahagia adalah keadaan terbebas dari tekanan, ketakutan dan ancaman. Perasaan takut, tertekan, dan terancam tidak akan muncul dan menghantui perasaan siswa jika pembelajaran berjalan dalam suasana yang menyenangkan. Ketiga perasaan tersebut (takut, tertekan, dan terancam) hanya akan menjadi kendala bagi munculnya minat belajar. Rasa bahagia pada diri siswa antara lain dapat muncul karena ia memperoleh makna dari mempelajari sesuatu. Dirinya menjadi merasa berharga, mampu tumbuh dan berkembang dan berbeda dari sebelumnya. Ketika seorang siswa mampu memecahkan persoalan dalam proses belajarnya dalam dirinya akan tumbuh rasa bangga dan percaya diri. Perasaan bangga dan percaya diri ini akan menyadarkan siswa tersebut bahwa dirinya memiliki potensi sebagaimana orang lain. Dengan demikian, dalam rangka membantu siswa memperoleh nilai yang membahagiakan dalam proses pembelajaran, guru harus berusaha terus-menerus membantu menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri pada setiap siswanya.

C.Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan Quantum Teaching
1. Kekuatan-Terpendam niat.Niat-kuat seorang guru, atau kepercayaan akan kemampuan dan motivasi siswa, harus terlhat sangat jelas.Pendidik harus memelihara sikap pandangan positif dalam berinteraksi dengan siswa, membuat para siswa yakin mereka dapat mencapai nilai pelajaran dengan baik.

2. Peran emosi dalam belajar.Memahami emosi mereka dapat membuat pembelajaran lebih berarti dan permanen.Kuncinya adalah membangun ikatan emosi positif anak untuk menarik perhatian mereka ke dalam pembelajaran.Dengan menciptakan emosi yang positif pada siswa maka siswa akan memilki kesenangan dalam belajar.Di samping memastikan agar siswa lebih banyak belajar , ikatan emosional juga sangat mempengaruhi memori dan ingatan mereka akan bahan-bahan yang dipelajari.

3. Lingkungan Sekeliling.Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata.Jika guru menggunakan alat peraga dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan.Selain dapat merangsang modalitas visual,alat peraga juga secara harfiah menyalakan jalur saraf sehingga beribu-ribu asosiasi tiba-tiba diluncurkan ke dalam kesadaran.Kaitan ini menyediakan konteks yang kaya untuk pembelajaran yang baru.

4. Alat Bantu.Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan.Seperti: Boneka untuk mewakili tokoh dalam karya sastra, Panah untuk secara visual menunjukkan ”poin” yang Anda maksudkan.Alat bantu tidak hanya membantu pembelajaran visual, tetapi juga modalitas kinestetik.Siswa yang sangat kinestetik dapat memegang alat bantu.

5. Pengaturan Bangku.Cara mengatur bangku memainkan peranan penting dalam pengkonsentrasian belajar.Di sebagian ruang kelas, bangku siswa dapat disusun untuk mendukung tujuan belajar bagi pelajaran apa pun yang diberikan.Pengaturan bangku agar siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran.

6. Aroma.Hal ini berkaitan dengan pembelajaran yang menyenangkan karena antara kelenjar pencium dengan sistem saraf otonomi cukup kuat.Pengaruh wangi dalam kelas adalah sedikit penyemprotan aroma akan meningkatkan kewaspadaan mental: mint, kemangi, jeruk, kayu manis, dan rosemary akan memberikan siswa ketenangan dan relaksasi.

7. Musik.Musik berpengaruh pada guru dan pelajar.Musik dapat menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar.Musik membantu pelajar belajar lebih baik dan mengingat lebih banyak.Musik merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar.Di samping itu, musik dapat membantu siswa masuk ke keadaan belajar optimal.

Selain itu,Bobbi Deporter, menamai Kerangka Belajar dan Mengajar Interaktif lewat Quantum Teaching/Learning dengan: TANDUR, akronim dari:

1. TUMBUHKAN. Tumbuhkan minat belajar siswa dengan memuaskan rasa ingin tahu siswa dalam bentuk: Apakah Manfaatnya BAgiKu (AMBAK)Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati siswa, dalam suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan siswa, masuklah ke alam pikiran mereka dan bawalah alam pikiran mereka ke alam pikiran Anda, yakinkan siswa mengapa harus mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan siswa, bukan suatu keharusan.
2. ALAMI. Unsur alami akan mendorong hasrat alami otak untuk “menjelajah”. Cara apa yang terbaik agar siswa memahami informasi? Kegiatan apa yang dapat diberikan agar pengetahuan dan ketrampilan yang sudah dimiliki siswa, misalnya, percobaan berjudul membuat es puter tanpa freezer. Dari judul percobaan itu, siswa akan penasaran karena lebih tampak seperti pelajaran memasak dibandingkan pelajaran fisika. Percobaan itu bertujuan menjelaskan konsep titik lebur es pada materi suhu dan kalor. Alat dan bahannya mudah didapatkan. Misalnya, kaleng besar bekas biskuit, baskom, es batu, garam dapur, dan bahan es puter (gula, susu, santan, serta essen perasa).Dengan petunjuk kerja dan daftar pertanyaan yang telah disiapkan untuk membimbing, para siswa menemukan dan membuktikan konsep mengenai titik lebur es. Mereka akhirnya akan berpikir untuk membekukan es puter tersebut tanpa menggunakan freezer. Untuk membekukan es puter, diperlukan air bersuhu di bawah 0 derajat celsius yang diperoleh dari es batu yang diberi garam. Artinya, siswa akan paham, dengan adanya pemberian garam (untuk membekuka es puter), titik lebur es akan berubah dari 0 derajat menjadi di bawah 0 derajat. Mereka jadi paham titik lebur es dipengaruhi oleh kemurnian zat.
3. NAMAI. Setelah siswa melalui pengalaman belajar pada kompetensi dasar tertentu, mereka kita ajak untuk menulis di kertas, menamai apa saja yang telah mereka peroleh, apakah itu informasi, rumus, pemikiran,tempat dan sebagainya, ajak mereka untuk menempelkan nama-nama tersebut di dinding kelas dan dinding kamar tidurnya.
4. DEMONSTRASI. Setelah siswa mengalami belajar akan sesuatu, beri kesempatan kepada mereka untuk mendemonstrasikan kemampuannya , karena siswa akan mampu mengingat 90% jika siswa itu mendengar, melihat dan melakukannya. Melalui pengalaman belajar siswa akan mengerti dan mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan dan informasi yang cukup.
5. ULANGI. Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku tahu ini!” Pengulangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan konsep multi kecerdasan .
6. RAYAKAN. Perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban dengan baik. Seperti muslim setelah menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh, mereka merayakan hari kemenangan dengan Iedul Fitri. Maka sudah selayaknya jika siswa sudah mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan baik untuk dirayakan lewat: bertepuk tangan atau bernyanyi bersama-sama.

0 komentar:

Posting Komentar